Hilirisasi Perkebunan Jadi Misi Nasional, PTPN I Ambil Peran Strategis di Bawah Holding Perkebunan Nusantara
BANDAR
LAMPUNG - Pemerintah menganggarkan dana Rp371 triliun untuk
program hilirisasi bidang perkebunan. Dari angka itu, sebanyak Rp88,7 triliun
akan dilaksanakan oleh Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group) dengan
beberapa komoditas core business-nya. Sedangkan PTPN I sebagai subholding PTPN
Group mendapat alokasi Rp7 triliun untuk pengembangan komoditas kelapa, kakao,
kopi, dan mete.
Program hilirisasi di bidang perkebunan ini dinilai
sangat kuat orelasinya dengan visi PTPN I. Sebab, selain untuk mendongkrak
kinerja dan produktivitas, program ini "mendayung" misi pengentasan
kemiskinan dan perluasan lapangan kerja. Dalam konteks ini, PTPN I sebagai
perusahaan padat karya, tersebar di pelosok negeri, dan berada di simpul-simpul
kemiskinan sangat relevan menjalankan misi hilirisasi nasional.
Pernyataan itu disampaikan Direktur Utama PTPN I
Teddy Yunirman Danas usai mengikuti Rapat Kordinasi Dirjen Perkebunan yang
membahas implementasi Program Hilirisasi yang menjadi domain PTPN Group di
Bandar Lampung, Kamis (18/9/25).
Teddy mengatakan, PTPN I sebagai Subholding
SupportingCo yang mendapat mandat pengelolaan karet, kakao, kopi, dan rupa-rupa
komoditas pada PTPN Group memiliki kelebihan komparatif untuk menjalankan
program hilirisasi. "Pemerintah menggulirkan Program Hilirisasi ini kan
ibarat pepatah, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Pertama, industri
dipacu untuk tumbuh, ekonomi kawasan bergulir lebih cepat, tenaga kerja
terserap, kemiskinan berkurang. Ini sebangun dengan visi-misi didirikannya PTPN
di masa lampau. Artinya, PTPN I sudah berada pada track tersebut," kata
dia saat memberi komentar di depan media.
Rapat Kordinasi dipimpin Dirjen Perkebunan pada
Kementerian Pertanian Abdul Roni Angkat. Ia didampingi Rizal H. Damanik,
Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN Group (PTPN III Holding), Direktur
Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas, Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara
(SGN) Mahmudi, Direktur PTPN IV, Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN I Tio
Handoko, Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu Bangun, Region Head PTPN IV
Regional 7 Denny Ramadhan, dan beberapa pejabat utama di lingkungan PTPN Group.
Hadir pula dari PT Riset Perkebunan Nusantara, dari Badan Riset Nasional
(BRIN), Kepada Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, dan Kepala Balai Pelatihan
Pertanian Lampung Adi Sastriadi Sutisna, dan jajaran.
Pada pengantarnya, Dirjenbun Abdul Roni Angkat
menggelar roadmap program hilirisasi di sektor perkebunan dan menunjukkan
posisi atau progresnya saat ini. Roni, sapaan singkat Abdul Roni Angkat,
mengatakan saat ini Pemerintah sedang mengejar ketertinggalan dan bergerak
secara progresif untuk menjawab banyak problem yang terjadi di masyarakat.
Antara lain dengan memberi stimulus ekonomi supaya bergulir lebih cepat dan
merancang program untuk percepatan pengentasan kemiskinan dan terbukanya
lapangan kerja baru.
"Program hilirisasi ini harus cepat
direalisasikan. Dalam tiga tahun ke depan, target pemerintah bisa menurunkan
angka kemiskinan dari sekarang 26 juta menjadi enam juta. Artinya, kita harus
entaskan 20 juta rumah tangga dari garis kemiskinan. Demikian juga dengan
lapangan kerja, ini harus segera terjawab. Pada domain Perkebunan, kita
targetkan 8,6 juta tenaga kerja yang terserap. Ini harus dipastikan berjalan
sesuai rencana," kata Dirjen yang pernah bertugas di Lampung sebagai
Kepala Bapeltan selama empat tahun itu.
Pada sesi itu, Dirjen Perkebunan meminta tiga
kluster pada PTPN Group untuk mempresentasikan progres yang telah disusun untuk
segera diputuskan. Antara lain dari PTPN I Supporting Co yang dalam konteks
Program Hilirisasi ini memiliki komoditas kelapa, kakao, kopi, dan mete. Lalu,
PTPN IV Palm Co yang khusus menjalankan beberapa program hilirisasi sektor
kelapa sawit dan produk-produk turunannya. Dilanjutkan PT Sinergi Gula
Nusantara (SGN) yang mendapat mandat khusus dalam perluasan dan hilirisasi
sektor gula.
Pada domain PTPN I, Teddy Yunirman Danas melaporkan
kesiapan data dan kelayakan di lapangan untuk menjalankan proyek hilirisasi. Ia
mengatakan, secara infrastruktur dan kompetensi, pihaknya memiliki instrumen
yang sangat siap untuk menjalankan program. Ia membuka slide dengan menyebut
PTPN I telah siap untuk komoditas kelapa seluas 98 ribu hektare dalam tiga
tahun tersebar di sembilan provinsi. Angka itu terdiri dari kebun inti dan
plasma atau sistem kemitraan.
Untuk komoditas kopi, PTPN I fokus ke wilayah Pulau
Jawa dan Provinsi Lampung dengan potensi pengembangan seluas 19,4 ribu hektare.
Sedangkan untuk komoditas kakao dan mete didominasi di wilayah Sulawesi seluas
8.300 hektare terdiri dari inti dan plasma.
Secara spesifik, Sekretaris Perusahaan PTPN I Aris
Handoyo menyampaikan antusiasnya dengan program hilirisasi di sektor perkebunan
ini. Menurut Aris Handoyo, PTPN I memiliki infrastruktur dan sumber daya yang
cukup untuk menjalankan program tersebut. Wilayah kerja perusahaan sangat
prospektif untuk pengembangan komoditas yang direkomendasikan, seperti kelapa,
kopi, kakao, dan mete.
"Kami yakin program hilirisasi ini akan
mendongkrak kinerja perusahaan, memberikan efek positif pada pembangunan
ekonomi, secara simultan mengentaskan kemiskinan dengan adanya lapangan kerja
baru, dan menjadi salah satu simpul penting stabilitas nasional," kata
Aris Handoyo.
Keterangan Lebih Lanjut:
Holding Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara III
(Persero)
Telp: +6221 29183300
Ponsel: +6281370835057
email :
sekretariat@holding-perkebunan.com

Comments
Post a Comment