Teh dan Karet PalmCo Raih Laba Positif, Tonggak Sejarah Baru Holding Perkebunan Nusantara
Jakarta - PT Perkebunan Nusantara IV (PalmCo),
Subholding dari Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), mencatat
tonggak sejarah baru. Untuk pertama kali sejak 1996, Perusahaan pengelola
sawit terluas di dunia ini berhasil membukukan raihan laba positif bagi
komoditas non-inti, yakni teh dan karet.
Direktur Utama PTPN IV, Jatmiko Santosa, menyampaikan bahwa PalmCo
berhasil membukukan laba unaudit pada komoditas karet dan komoditas teh di
Sumatera Utara. “Alhamdulillah, komoditas non-core PalmCo seperti karet
dan teh sudah mampu mencatatkan laba. Posisi exclude impairment, setelah lebih
satu dasawarsa merugi, komoditas karet mampu membukukan laba bersih unaudit
tahun 2024 sebesar Rp14 miliar,” ujar Jatmiko, di Jakarta, Senin (11/08/2025).
Menurutnya, pencapaian tersebut patut disyukuri, sebab tanaman yang oleh
PalmCo diolah menjadi produk Standard Indonesian Rubber dan Ribbed Smoke Sheet
itu telah berkontribusi menekan losis dan berkontribusi hingga Rp310 miliar
jika dibandingkan dengan pencapaian tahun sebelumnya.
Sementara untuk teh, khususnya di Sumatera Utara, menurut Jatmiko juga
telah mampu menunjukkan hasil positif setelah lebih 25 tahun tidak pernah
memperoleh laba. “Teh sudah mampu mencatatkan laba untuk pertama kalinya sejak
tahun 1996,” tukas Jatmiko.
Terkait industri teh, menurut Asosiasi Teh Indonesia (ATI), akibat kenaikan
impor dan penurunan ekspor teh, maka selama 15 tahun terakhir industri teh di
dalam negeri mengalami penurunan, baik dari segi luas areal dan produksinya.
Luas kebun teh turun dari 140 ribu Ha menjadi 90 ribu Ha dengan produksi yang
juga turun dari 40 ribu ton per tahun dari sebelumnya rata-rata 70 ribu ton
pertahun. Kondisi yang membawa Indonesia turun peringkat dari 3 besar penghasil
teh di dunia menjadi posisi ke tujuh.
Maka menurut Jatmiko, berbagai langkah dan program inisiatif turn around
komoditas non inti seperti karet dan teh yang digesa PalmCo sejak pertengahan
tahun 2024 tersebut harus dijaga konsistensinya.
Berbagai upaya seperti smart production strategy yang bertumpu pada
penataan kebun, tenaga kerja, dan rasionalisasi ancak maupun pekerjaan panen,
peningkatan kualitas mutu produk yang berorientasi pada pasar, cost reduction
program, hingga peningkatan nilai tambah melalui EU Deforestation Regulation
atau Peraturan Deforestasi UE menjadi program Turn Around yang akan diusung
PalmCo pada 2025 ini.
“Memang upaya mengendalikan biaya seefisien mungkin tanpa mengurangi
kinerja produksi dan mutu produk terbukti menjadi pendekatan yang mampu
menciptakan tonggak sejarah pada sisi laba. Maka selanjutnya bagi kami yang
juga penting adalah bagaimana menjaganya agar berkelanjutan,” terang Jatmiko.
Harapan ini sejalan dengan kinerja PalmCo sampai dengan pertengahan
Triwulan II 2025. Hingga pertengahan Mei, baik komoditas karet dan teh PTPN IV
secara konsolidasi masih memperlihatkan kinerja positif. Cash cost terkendali
didukung capaian operasional yang memenuhi sasaran.
“Tugas berat lainnya adalah memastikan seluruh unit kebun dan pabrik teh
serta karet yang ada di lingkungan perusahaan mencapai target baik dari sisi
operasional dan tentunya finansial. Jika disparitas dapat diminimalisir, maka
Karet serta Teh di PalmCo tidak hanya akan membalikkan keadaan, tapi tumbuh dan
berkelanjutan,” tutup Jatmiko.
Keterangan
Lebih Lanjut:
Dahlia Mutiara
Chairuman
Holding Perkebunan
Nusantara
PT Perkebunan
Nusantara III (Persero)
Telp: +6221
29183300
Ponsel:
+6281370835057
email :
sekretariat@holding-perkebunan.com

Comments
Post a Comment