Pemerintah Minta Gapki Dorong Perusahaan Sawit Tiru PTPN Group Perkuat Dekarbonisasi
Pekanbaru - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) melalui Subholding PTPN IV PalmCo, berhasil meraih Sertifikat
Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK). Sertifikat yang berperan penting
dalam memperkuat ekosistem perdagangan karbon nasional tersebut, tercatat
merupakan yang pertama diraih dalam industri perkebunan nasional.
Sertifikat SPE-GRK diserahkan
langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup RI, Hanif Faisol Nurofiq, secara
simbolis kepada Region Head Regional III PalmCo, Ahmad Gusmar Harahap, disaksikan
oleh Direktur Strategi dan Sustainability PTPN IV Ugun Untaryo.
Dalam kegiatan tersebut
turut hadir Wakil Bupati Siak H. Husni Merza, serta jajaran pengurus GAPKI yang
sebelumnya mendapatkan sosialisasi terkait pencegahan kebakaran hutan lahan
secara langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup. Penyerahan dilakukan di
Instalasi Pembangkit Tenaga Biogas Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, Provinsi Riau
beberapa waktu lalu. "Selamat kepada jajaran PTPN IV PalmCo. Sertifikat
ini menjadi bukti bahwa kita mampu mereduksi emisi dari sektor
agrikultur," ujar Hanif.
Menteri Lingkungan Hidup mengatakan
bahwa pada awalnya, ia sempat pesimistis bahwa sektor perkebunan mampu menekan
emisi. Terlebih lagi, sektor tersebut dikenal sebagai salah satu yang disoroti
karena memiliki potensi pelepasan emisi yang tinggi berdasarkan triple
planetary issue. Namun, ia kembali mengapresiasi keseriusan PTPN IV PalmCo yang
terus fokus melaksanakan beragam inisiatif dalam melaksanakan program
enviroment, social, and governance (ESG), salah satunya dekarbonisasi guna
mendukung program net zero emission (NZE) 2060.
Untuk itu, ia pun meminta
kepada Sekjen Gapki Hadi Sugeng yang ikut menyaksikan penyerahan sertifikat,
agar langkah yang ditempuh PTPN IV PalmCo dapat ditiru dan direplikasi kepada
seluruh perusahaan perkebunan sawit nasional. "Harapannya, kita bersama Pak Sekjen
Gapki bisa ditularkan kepada perusahaan perkebunan di Indonesia. Kenapa, karena
ini adalah langkah konkrit untuk mengatasi isu-isu negatif global,"
ujarnya.
Ia juga meminta agar
perusahaan lainnya dapat belajar dari PTPN IV PalmCo, dengan berkunjung dan
belajar langsung dari PTBg Cofiring Lubuk Dalam untuk mempelajari serta
memperoleh SPE-GRK ini. Mantan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata
Lingkungan itu mengakui tidak mudah menyusun dan melengkapi seluruh tahapan
hingga memperoleh sertifikat dalam bentuk elektronik tersebut. "Ini tidak
gampang, tapi teman-teman PTPN IV bisa. Sekjen Gapki bisa inisiasi teman-teman
lainnya untuk belajar dari sini," tutur Hanif.
Lebih jauh, Hanif turut
berpesan kepada PTPN IV agar dapat mendaftarkan sertifikat tersebut atau
listing ke pasar perdagangan karbon nasional dan internasional. "Nanti
teman-teman PTPN bisa lakukan dual listing, pasar karbon Indonesia dan gold
standar, sehingga dapat memperkuat revenue," imbaunya.
Sertifikat Pengurangan
Emisi Gas Rumah Kaca merupakan bentuk pengakuan terhadap PTPN IV PalmCo yang
telah berhasil melakukan insiatif penting dalam mengurangi jumlah gas rumah
kaca sebagai penyebab utama perubahan
iklim dan pemanasan global.
Sertifikat yang berbentuk
elekronik ini diperoleh Pembangkit Tenaga Biogas Lubuk Dalam Kabupaten Siak,
Riau, yang berdasarkan verifikasi Tim Measurement, Reporting, and Verification
(MRV), Kementerian Lingkungan Hidup sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) Nomor 21 Tahun 2022 telah mengurangi emisi GRK melalui aksi
mitigasi pemanfaatan limbah pabrik kelapa sawit (POME) selama 4 tahun terakhir
sebesar 33.799 ton CO2e.
Direktur Utama PTPN IV
PalmCo, Jatmiko Santosa, mengatakan pencapaian ini adalah hasil dari kerja
keras dan keseriusan perusahaan dalam mengakselerasi program dekarbonisasi
sekaligus penciptaan sirkular ekonomi melalui pengolahan limbah cair sawit
menjadi energi baru terbarukan. Tidak cukup sampai di sana, ia turut menegaskan
PTPN IV PalmCo juga terus berinovasi sehingga seluruh insiatif yang dilakukan
tersebut dapat mendukung bursa karbon di Indonesia yang kini terus berkembang
membangun ekosistem perdagangan karbon.
"SPE GRK ini adalah
langkah awal dari kami untuk tidak hanya fokus pada dekarbonisasi, namun juga
langkah PTPN IV PalmCo untuk terlibat aktif dalam membangun ekosistem perdagangan
karbon nasional," tutur Jatmiko.
Jatmiko mengakui dalam
melaksanakan program dekarbonisasi memiliki tantangan tersendiri bagi
perusahaan yang resmi terbentuk berdasarkan penggabungan lima entitas pada
akhir 2023 lalu itu. Namun, pihaknya
tetap berkomitmen memperluas program yang telah berjalan selama beberapa waktu
terakhir sebagai langkah penting mendukung NZE Indonesia 2060 yang selaras
dengan komitmen Indonesia mendukung tujuan utama Paris Agreement dalam
membatasi peningkatan suhu global. Termasuk, menargetkan agar dua fasilitas
biogas lainnya yang di bawah PalmCo dapat segera tersetifikasi SPE-GRK lainnya,
yakni PTBg Tapung di Riau dan PLTBg
Pasir Mandoge di Sumatera Utara.
Lebih dari itu, langkah
ini juga sebagai bukti nyata bahwa produk CPO yang dihasilkan PTPN IV PalmCo
mampu memenuhi standar global, termasuk dalam keterlacakan hingga pengakuan
akan program dekabonisasi, yang secara tidak langsung turut mematahkan stigma
negatif akibat kampanye hitam persaingan pasar internasional.
"PTPN IV PalmCo akan
terus berkomitmen menjadi Perusahaan pelopor dalam keberlanjutan di sektor
perkebunan. Kami berharap langkah-langkah yang kami ambil dapat memberikan
dampak positif yang nyata bagi lingkungan, masyarakat, serta perekonomian
Indonesia,” ujar Jatmiko.
Sementara itu Direktur
Strategy dan Sustainability PTPN IV PalmCo, Ugun Untaryo, menyebutkan PTBg
Cofiring PKS Lubuk Dalam merupakan satu di antara sejumlah proyek unggulan PTPN
IV PalmCo dalam mendukung upaya dekarbonisasi. “PTBg Lubuk Dalam memanfaatkan
biogas yang berasal dari POME untuk menghasilkan energi bersih sebagai bahan
bakar pengganti cangkang pada boiler,” kata Ugun.
Melalui fasilitas ini,
tidak hanya menghasilkan energi bersih dan mengurangi emisi metana yang
terbuang ke atmosfer, namun juga memperoleh pendapatan tambahan dari cangkang.
Selain PTBg Lubuk Dalam,
PTPN IV PalmCo juga memiliki 10 unit fasilitas methane capture lainnya dalam
beragam jenis baik pembangkit listrik, cofiring, bio CNG dan lain sebagainya. “Apapun
bentuknya, pastinya POME harus diolah. Sehingga tujuan Pemerintah kita untuk
mempercepat net zero emission sebelum 2060 bisa diwujudkan. Ditambah lagi,
circular economy yang diterima juga memberi value lebih bagi pelaku industri,”
ucap Ugun.
Biogas Cofiring PKS Lubuk
Dalam yang telah menerima sertifikat SPE-GRK telah terdaftar di IDX Carbon. “Kita
sudah berhasil menjual 21.500 CO2Eq dan dengan hal tersebut PalmCo menjadi
perusahaan perkebunan pertama di Indonesia yang bertransaksi di IDX Carbon atau
perusahaan ke 4 untuk seluruh industri,” bebernya.
Selanjutnya Ugun juga
berkeyakinan pihaknya akan mampu lebih cepat dalam sertifikasi fasilitas energi
terbarukan PalmCo lainnya. “Insya Allah
dengan bantuan pak Menteri yang luar biasa dan dukungan seluruh pihak, untuk
selanjutnya kami percaya akan lebih cepat menyelesaikan proses sertifikasi di
Pembangkit lainnya,” tukas Ugun.
Sebagaimana diketahui,
saat ini PTPN IV PalmCo mampu mereduksi emisi sebesar 208 ribu ton CO2eq dan
dipercaya hingga tahun 2030, melalui 30 fasilitas EBT yang dikembangkan,
Perusahaan pengelola sawit terluas di dunia ini akan mereduksi 836 ribu ton
CO2Eq.
Keterangan
Lebih Lanjut:
Holding Perkebunan
Nusantara
PT Perkebunan
Nusantara III (Persero)
Telp: +6221
29183300
Ponsel:
+6281370835057
email : sekretariat@holding-perkebunan.com

Comments
Post a Comment