Holding Perkebunan Nusantara Siapkan Regenerasi Pemimpin Lewat Pembekalan Calon Karyawan Pimpinan di PTPN IV Regional 5
PONTIANAK
– Holding Perkebunan Nusantara, melalui PTPN IV Regional 5, memberikan
pembekalan intensif kepada 18 Calon Karyawan Pimpinan (CKP) yang merupakan
hasil seleksi internal maupun program Talent Scouting dari Institut Teknologi
Sawit Indonesia (ITSI). Kegiatan onboarding tersebut berlangsung mulai 1-8
Agustus 2025 di Aula Utama Regional Office, Pontianak.
Pembekalan
ini membantu calon pemimpin mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memimpin dengan efektif, meningkatkan motivasi karyawan, dan
mencapai tujuan organisasi. Para CKP sebelumnya telah menjalani program Field
Learning di Regional I dan II selama lebih dari dua bulan, yakni sejak 20 Mei
hingga 27 Juli 2025.
Onboarding
yang dilaksanakan di Aula Utama Regional Office Regional V, Pontianak, dibuka
oleh Region Head, Regional 5 yang dalam kesempatan ini diwakili oleh Business
Support Regional 5, Donny Amril.
Dalam
sambutannya, Donny mengucapkan selamat kepada seluruh peserta yang telah
berhasil melewati tahapan seleksi dan pelatihan sebelumnya. 
“Selamat
atas keberhasilan Saudara-saudara sekalian, baik dalam proses seleksi maupun
pelatihan. Selamat datang di Kota Khatulistiwa kepada empat CKP dari ITSI, dan
selamat bergabung kembali kepada CKP internal setelah mengikuti field
learning,” ujar Donny.
Ia
memaparkan, Proses Onboarding selanjutnya adalah Project Assignment dan Job
orientation yang masing-masing dilaksanakan pada 1 Agustus sampai dengan 30
September 2025 dan 1 Oktober 2025 sampai dengan 31 Januari 2026.
“Saya
harap, semua yang telah dipelajari selama masa filed learning, agar diterapkan
di PTPN Regional V kita ini. Job desk, SOP dan budaya kerja yang sudah dipahami
di Regional I dan Regional II agar tetap diterapkan sehingga kita bisa bangkit
mengejar ketertinggalan kita dari regional lainnya,” harapnya. 
Ia
mengatakan perbedaan mendasar antara karyawan pimpinan dengan karyawan
pelaksana adalah pada tanggung jawabnya. Pada pundak Karyawan Pimpinan lah
tanggung jawab untuk berhasil atau gagalnya sebuah Afdeling itu berada. Jadi
seorang Karyawan Pimpinan harus bisa memastikan tugas itu tuntas diselesaikan. 
“Tentu
saja hal ini membutuhkan strategi dan juga harus mengacu ke tugas dan wewenang
sesuai jabatan,” tuturnya. 
Khusus
kepada peserta Talent Scouting dari ITSI, Donny mengaku optimistis proses
adaptasi mereka akan lebih cepat karena telah memiliki dasar pemahaman yang
kuat mengenai dunia perkebunan. Namun demikian, ia juga menekankan pentingnya
kemampuan beradaptasi secara sosial di lingkungan kerja baru. “Pelajari
kebiasaan-kebiasaan orang lokal dan tetap tekankan pentingkan komitmen untuk
bekerja diperusahaan ini,” katanya.
Materi
pembekalan bagi Calon Karyawan Pimpinan (CKP) PTPN IV Regional 5 difokuskan
pada isu-isu krusial di unit kerja dan solusi penanganannya. Hari pertama diisi
oleh Bagian Sekretariat dan Hukum yang membahas peran Humas, legalitas HGU/HGB,
serta penanganan persoalan sosial dan pencurian. Bagian Tanaman menekankan
budaya kerja planters, tugas asisten afdeling, serta aplikasi pendukung
produksi. Dari sisi teknis, Bagian Teknik & Pengolahan dan Bagian Pengadaan
membekali CKP dengan pengelolaan PKS, administrasi pengadaan, serta teknologi
informasi.
Bagian
Akuntansi & Keuangan membahas SAP, efisiensi anggaran, serta perpajakan.
Bagian SDM menyoroti sistem manajemen kinerja, hak dan kewajiban karyawan,
serta penguatan budaya kerja. Distrik Petani Mitra memperkenalkan program
kemitraan plasma dan peran suplai bahan baku. Sementara itu, Divisi Pengawasan
Intern menekankan pentingnya pengendalian internal dalam menjaga kinerja
operasional perusahaan.
Donny
menambahkan salah satu core value Perusahaan yaitu kompeten, artinya bahwa
karyawan harus kompeten dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. 
“Kompeten
bukan berarti bahwa kamu tidak boleh melakukan kesalahan sedikit pun ketika
bekerja, akan tetapi, ini tentang bagaimana kamu memupuk semangat dan keinginan
untuk terus belajar meningkatkan kemampuanmu,” jelasnya. 
Ia
mengingatkan bahwa merasa sudah cukup pintar justru bisa menghambat
pengembangan diri. Karena itu, perusahaan mendorong seluruh karyawan untuk
terus belajar, membantu rekan kerja, dan menyelesaikan tugas dengan kualitas
terbaik.
Hal
ini juga sejalan dengan misi perusahaan yaitu meningkatkan kapabilitas dan
potensi karyawan melalui program pengembangan yang berkelanjutan serta
menjunjung standar etika yang tinggi melalui implementasi dari tata kelola
perusahaan yang baik.
“Ilmu
yang didapat selama mengikuti field learning di Sumatera agar diterapkan di
Regional 5 untuk perbaikan kita menuju kebun dan PKS standar,” pungkas Donny.

 
 
Comments
Post a Comment