Luncurkan Aplikasi Eco Cycle, PTPN Group Dorong Circular Economy di Industri Perkebunan
Holding Perkebunan PTPN
III (Persero) baru saja meluncurkan aplikasi Eco Cycle, sebuah inovasi digital
berbasis prinsip circular economy yang bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan
limbah di industri perkebunan, khususnya pada sektor kelapa sawit, karet, dan
tebu. Peluncuran aplikasi ini berlangsung di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Pagar Merbau,
Regional II Sumatera Utara, akhir pekan lalu.
Aplikasi ini dirancang
untuk mendukung efisiensi pengelolaan limbah organik sekaligus membuka peluang
komersialisasi residu kebun dan pabrik. Selain itu, Eco Cycle memungkinkan
pemantauan data secara real-time, menciptakan tata kelola limbah yang lebih
akuntabel dan terintegrasi.
Direktur Utama PTPN III
(Persero) Denaldy Mulino Mauna yang hadir langsung dalam peluncuran menyatakan
bahwa Eco Cycle menjadi salah satu bagian dalam transformasi industri perkebunan
menuju arah yang lebih hijau dan efisien. Ia menekankan bahwa teknologi ini
selain sebagai alat bantu pelaporan, tetapi juga sebuah sistem yang menyatukan
aspek lingkungan, operasional, dan ekonomi dalam satu platform digital.
“Eco Cycle akan menjadi
soko guru pengelolaan limbah berbasis data. Inisiatif ini menjadi bentuk nyata
tanggung jawab lingkungan dari PTPN,” ujar Denaldy dalam keterangan tertulisnya
di Jakarta, Selasa (09/07).
Sementara itu Ugun
Untaryo yang hadir mewakili Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa
menjelaskan bahwa penerapan Eco Cycle di lingkungan PalmCo akan menjadi
lompatan besar dalam digitalisasi pengelolaan limbah berbasis prinsip ekonomi
sirkular. Dengan sistem yang terintegrasi, pengambilan keputusan di lapangan
dinilainya akan jauh lebih cepat dan tepat, khususnya dalam mengelola sisa
produksi seperti tandan kosong, limbah cair (palm oil mill effluent), hingga
abu boiler.
“Dengan Eco Cycle, kami
bisa memantau secara menyeluruh titik-titik penghasil limbah dan langsung
menganalisis potensi pemanfaatannya. Ini membuka ruang besar bagi pengembangan
energi alternatif, efisiensi biaya, dan potensi komersialisasi limbah,” terang
Ugun.
Lebih lanjut, ia
menyebutkan bahwa aplikasi ini akan memperkuat posisi PalmCo dalam aspek ESG
(Environmental, Social, Governance), serta mendukung pencapaian Proper Emas dan
sertifikasi pengurangan emisi gas rumah kaca. Eco Cycle juga disebutnya sebagai
langkah konkret untuk mendukung strategi dekarbonisasi PTPN Group dalam menghadapi
tantangan industri masa kini.
“Sebagai salah satu
subholding di bawah naungan PTPN III (Persero), kami menyadari bahwa tantangan
ke depan tidak ringan. Dunia usaha kini bergerak ke arah yang lebih hijau,
lebih efisien, dan lebih bertanggung jawab secara sosial maupun lingkungan,”
jelasnya.
Ugun juga menilai bahwa
pemilihan PKS Pagar Merbau sebagai lokasi peluncuran sangat tepat. “Kebun Pagar
Merbau yang menjadi tuan rumah peluncuran ini kami pandang sangat ideal. Selain
memiliki potensi besar, kebun ini juga menunjukkan semangat transformasi yang
tinggi. Seluruh jajaran di sini telah bersiap dan menyambut inisiatif ini
dengan antusias,” ujarnya.
Peluncuran Eco Cycle
juga menjadi momentum kolaborasi lintas entitas di bawah naungan Holding
Perkebunan Nusantara. Aplikasi ini dirancang untuk bisa diimplementasikan di
lingkungan PTPN baik PalmCo dengan komoditas utama sawit, PTPN I SupportingCo
yang menangani komoditas karet dan lainnya, serta PT Sinergi Gula Nusantara
(SGN) yang berfokus pada komoditas tebu.
Sebelumnya, PTPN IV
PalmCo telah mencatatkan sejumlah pencapaian dalam aspek pengelolaan
lingkungan, termasuk keberhasilan meraih Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah
Kaca (SPE-GRK) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Perusahaan
juga disebut sebagai pelat merah pertama di sektor perkebunan yang siap
melangkah ke perdagangan karbon domestik melalui pemanfaatan residu sawit
sebagai sumber energi alternatif.
Dengan peluncuran Eco
Cycle, PTPN Group semakin menegaskan komitmennya dalam mendorong transformasi
industri berbasis keberlanjutan, sekaligus menjawab arah kebijakan nasional
menuju ekonomi hijau dan target Net Zero Emission pada 2060.

Comments
Post a Comment