PT RPN bersama Holding PTPN dan PASPI Gelar Seminar Nasional : Bahas Masa Depan dan Peran Strategis Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045
Jakarta, 24 Februari 2025 -
PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) bersama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III
(Persero) dan Palm Oil Agribusiness Strategic Policy
Institute (PASPI) menegaskan komitmennya dalam penguatan
industri kelapa sawit sebagai sektor strategis dalam perekonomian nasional melalui Seminar Nasional bertema “Peran Strategis
Kelapa Sawit Menuju Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan di The Sultan
Hotel & Residence, Jakarta, Senin, (24/02/2025).
Seminar ini bertujuan
untuk menyoroti kontribusi kelapa sawit dalam
sektor agribisnis serta upaya peningkatan pendapatan nasional dari 5% menjadi
8% per tahun sebagai bagian dari visi Indonesia
Emas 2045. Berbagai pemangku kepentingan di industri kelapa sawit turut hadir,
termasuk perwakilan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan lembaga riset.
Diskusi dalam seminar ini berfokus pada strategi dan kebijakan yang diperlukan
guna memastikan keberlanjutan industri kelapa sawit dalam mendukung pertumbuhan
ekonomi nasional.
Acara tersebut
dihadiri oleh moderator dan
sejumlah narasumber, antara lain Musdhalifah Machmud (Kemenko Perekonomian), Dwi Sutoro (Direktur Pemasaran Holding PTPN), Delima
Hasri Azahari (Ketua Umum GPPI), Bungaran
Saragih (PASPI), Puspita Suryaningtyas (Kementerian
PPN/Bappenas), Tungkot Sipayung (Direktur Eksekutif
PASPI), Iman Yani Harahap, (Direktur PT RPN), Hariyadi (Rumah Sawit Indonesia), Dodik
Ridho Nurrochmat (IPB University), Sri Raharjo (Kepala Pusat Studi
Pangan dan Gizi, UGM), dan Pranoto Hadi Raharjo (Direktur PT LPP Agro
Nusantara).
Seminar ini diawali dengan sambutan dari
Bungaran Saragih, selaku Dewan Pembina PASPI (Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute), yang
menyampaikan dan menekankan pentingnya sinergi antar pemangku kepentingan dalam
membangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
“Kelapa
sawit memiliki peran strategis dalam membangun Indonesia, menjadi penyumbang
bisnis terbesar dalam lima tahun ke depan. Dengan hilirisasi pertanian yang
dipimpin oleh sawit, pertumbuhan 8% bukan sekadar mimpi. Produktivitas benih
terus meningkat, dan sawit tumbuh secara berkelanjutan. Reforestasi serta
pemanfaatan hutan dan kebun sawit tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga
membuka peluang ekonomi bagi bangsa," ungkap Bungaran.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT RPN, Iman
Yani Harahap, menekankan pentingnya peningkatan produktivitas kelapa sawit
serta tantangan menuju Indonesia Emas 2045. Dengan dukungan dari berbagai
pihak, PT RPN berupaya mendorong transformasi industri sawit yang lebih
efisien, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi ekonomi nasional.
"Peningkatan
produktivitas sawit krusial untuk Indonesia Emas 2045. Tantangan lahan, pupuk,
dan tenaga kerja perlu diatasi dengan intensifikasi, mekanisasi, serta
peremajaan sawit. PT RPN merekomendasikan action plan mencakup produksi dan
produktivitas CPO (Crude Palm Oil), bauran mandatory, serta penguatan konsumsi
CPO untuk biodiese,." jelas
Iman.
Sejalan dengan Program Strategis PTPN, Direktur
Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, pada paparannya menyampaikan bahwa
industri kelapa sawit memiliki potensi besar dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi nasional. Namun, tantangan seperti keberlanjutan lingkungan dan tata
kelola industri yang lebih efisien tetap menjadi perhatian utama.
"Kami
berkomitmen untuk terus memperkuat peran industri sawit nasional melalui
optimalisasi produktivitas, hilirisasi produk, serta peningkatan daya saing di
pasar global. Upaya ini harus dilakukan secara berkelanjutan dengan memperhatikan
aspek lingkungan dan sosial," ujar Dwi.
Saat ini PT RPN telah
menjalankan beberapa strategi peningkatan produktivitas yang akan terus
dilakukan. Dari aspek agronomi,
pemuliaan dan
akan melakukan pengembangan benih unggul yang adaptif terhadap perubahan iklim,
meningkatan praktik
GAP dan pengelolaan lahan secara berkelanjutan, dan efisiensi efektivitas
pemupukan melalui penerapan berbagai teknologi.
Di sisi teknologi
pertanian dan inovasi digital, RPN juga melakukan pemanfaatan teknologi sensor
dan IoT untuk pemantauan kesehatan tanaman dan manajemen hara berbasis presisi,
penggunaan drone dan citra satelit dalam pemetaan dan pemantauan kebun secara
real-time, hingga penerapan mekanisasi perkebunan untuk efektivitas dan
efisiensi pekerjaan.
Setelah sesi talkshow, acara dilanjutkan
dengan sesi diskusi yang memperdalam pembahasan mengenai strategi peningkatan produktivitas
kelapa sawit dan penguatan kebijakan industri untuk mencapai keberlanjutan
sektor ini. Sesi ini memungkinkan para peserta untuk bertukar pandangan serta
merumuskan langkah yang dapat diterapkan dalam industri kelapa sawit ke depan
bukan hanya kepada industri kelapa sawit melainkan juga untuk Pemerintah.
PT RPN berkomitmen untuk terus berperan aktif
dalam penguatan industri kelapa sawit, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045
yang menargetkan Indonesia menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat,
berkelanjutan, dan inklusif.

Comments
Post a Comment