PKS Terantam Komitmen Wujudkan Operasional Berkelanjutan Berstandar Internasional
Pekanbaru - Pabrik kelapa sawit
Terantam yang berada di bawah PTPN IV Regional III, Sub Holding PTPN IV PalmCo
berkomitmen penuh mewujudkan operasional secara berkelanjutan atau sustainable
operations sebagai bagian mengimplementasikan sertifikasi internasional
roundtable on sustainable palm oil (RSPO).
Komitmen itu ditandai dengan
pelaksanaan operasional salah satu pabrik terbesar PTPN IV Regional III
tersebut sesuai aturan dan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan.
Manajer PKS Terantam Andri di
Kampar mengutarakan seluruh rangkaian proses produksi crude palm oil hingga
pengelolaan limbah dilaksanakan secara komprehensif, termasuk memanfaatkan
limbah cair sawit atau palm oil mill effluent sebagai sumber energi baru
terbarukan (EBT).
"Kami pastikan selama PKS
Terantam beroperasi, seluruhnya mengikuti aturan dan standar baku yang telah
ditetapkan. Langkah ini adalah bukti komitmen kami akan sertifikasi RSPO,"
kata dia, Jumat.
Pernyataan tersebut juga untuk
menjawab isu tidak bertanggungjawab yang digiring oleh pihak-pihak tertentu dan
sarat misinformasi serta cenderung menyesatkan.
Lebih jauh, Andri turut menjelaskan
bahwa PKS Terantam turut mengendepankan keberlanjutan melalui pemanfaatan
limbah cair sawit atau POME sebagai sumber energi baru terbarukan pembangkit
listrik tenaga biogas untuk mendukung program pemerintah mewujudkan Net Zero
Emissions 2060 mendatang.
"Begini, POME (palm oil mill
effluent) saja kami tangani dengan serius sebagai sumber EBT. Apalagi produksi
CPO yang merupakan hasil jerih payah perusahaan. Ini sangat menyesatkan,"
tegas alumni IPB University tersebut.
Ia mengatakan bahwa instalasi
pembangkit listrik tenaga biogas yang berada di PKS Terantam dan diresmikan
sejak 2019 lalu tersebut mampu menghasilkan tenaga listrik mencapai 0,7 MW.
PLTBG hasil kerjasama dengan Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (saat ini dikenal sebagai badan riset
inovasi nasional/BRIN) itu mampu meningkatkan efesiensi perusahaan hingga Rp2,4
miliar pertahun.
"Selain itu, PLTBg Terantam
juga berkontribusi menekan angka gas rumah kaca sebesar 352,45 CO2Eq,"
kata dia.
Pada fasilitas PLTBG Terantam ini
pula, telah dibangun pilot project Bio-methane Compressed Natural Gas/Bio-CNG
yang mampu memurnikan methane sehingga hasilnya cocok untuk kendaraan ataupun
gas rumah tangga.
“Ini adalah salah satu bentuk
komitmen kita untuk terus mendukung program pemerintah menuju net zero
emissions," ujarnya.
"Insya Allah kami akan semakin
berperan aktif mendukung komitmen Pemerintah Indonesia yang tertuang pada
dokumen Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu menurunkan emisi sebesar
29 persen (dengan usaha sendiri) dan 41 persen (dengan dukungan internasional)
pada tahun 2030," lanjut Andri.


Comments
Post a Comment