Perkuat Komoditas Kopi, Holding Perkebunan Nusantara Melalui PTPN I Konversi Dua Pabrik Teh

Jakarta - PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I), Subholding di bawah Holding Perkebunan Nusantara PT Perkebunan Nusantara III (Persero), terus memperkuat strategi diversifikasi portofolio dengan mendorong ekspansi komoditas kopi. 

Selain melalui perluasan areal tanam, perusahaan juga menetapkan kebijakan konversi dua pabrik teh di Regional 2 menjadi pabrik pengolahan kopi sebagai langkah akseleratif terhadap agenda hilirisasi nasional.

Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas, menyampaikan bahwa kebijakan tersebut merupakan bagian dari respons korporasi terhadap program hilirisasi perkebunan yang diprioritaskan Pemerintah.

“Komoditas kopi memiliki karakter padat karya dengan resonansi hilirisasi yang lebih luas. Dalam waktu dekat kami akan melakukan konversi dua pabrik teh di Regional 2, yaitu Pabrik Teh Pasir Junghuhn di Kebun Wanasuka, Pangalengan, dan Pabrik Teh Rongga di Kebun Montaya, Bandung Barat, menjadi pabrik pengolahan kopi. Dua pabrik tersebut sudah idle akibat penurunan pasokan daun teh. Seiring program hilirisasi Presiden Prabowo, kami akan optimalkan aset-aset ini melalui konversi menjadi pabrik kopi,” ujar Teddy di Jakarta, Rabu (19/11/2025).

Lebih lanjut, Teddy menjelaskan bahwa keputusan memilih komoditas kopi telah melalui kajian kelayakan mendalam. Permintaan global terhadap kopi meningkat, sementara produk turunannya meluas mulai dari minuman, makanan, hingga industri farmasi.

“Dua komoditas ini, kopi dan teh, memang tidak pernah mati. Namun secara evolutif, kopi kini menjadi lebih dominan. Kita mengenal istilah ngopi, ajakan ngopi bareng, hingga maraknya coffee shop. Resonansinya jauh lebih luas. Kopi juga digunakan sebagai bahan obat farmasi,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa industri kopi selaras dengan tiga fondasi utama hilirisasi nasional: penciptaan lapangan kerja, pembentukan simpul ekonomi baru, dan pengentasan kemiskinan. “Industri kopi tetap padat karya sebagaimana teh. Tenaga kerja dapat terserap secara optimal, sementara nilai ekonominya lebih menjanjikan. Hampir setiap rumah di dunia memiliki kopi. Ini bagian dari adaptasi bisnis yang proaktif,” tegas Teddy.

Sementara itu, SEVP Operational PTPN I Regional 2, Iyan Heriyanto, menyatakan bahwa konversi pabrik bukan semata menghidupkan aset idle, tetapi menjadi langkah strategis dalam transformasi model bisnis komoditas unggulan.

“Kami mengoptimalkan infrastruktur yang sudah ada, sekaligus mendorong replanting untuk komoditas prioritas. Kami yakin kebijakan ini menghasilkan dampak ekonomi yang signifikan bagi perusahaan dan masyarakat,” ujar Iyan.

Ia menjelaskan bahwa PTPN I Regional 2 telah menargetkan pengembangan kopi Arabika hingga mencapai 9.000 hektare, tersebar di Kebun Sedep, Rancabali, Ciater, Gedeh, Cisarunia, dan Montaya. Program replanting berlangsung bertahap hingga 2029, dengan tahap awal penanaman 50 hektare di Kebun Montaya pada tahun 2025.

Iyan menambahkan bahwa program replanting untuk komoditas karet, teh, dan kopi akan menjadi penggerak utama kebangkitan unit usaha Regional 2. Aktivasi kembali pabrik-pabrik yang sebelumnya ditutup akan dilakukan seiring meningkatnya ketersediaan pasokan bahan baku kopi.





Keterangan Lebih Lanjut:

Holding Perkebunan Nusantara

PT Perkebunan Nusantara III (Persero)

Telp: +6221 29183300

Ponsel: +6281370835057

email : sekretariat@holding-perkebunan.com



Comments

Popular posts from this blog

Komitmen Keberlanjutan Standar Internasional, PTPN IV Regional III 100 Persen RSPO

Dewan Komisaris PTPN I Laksanakan Kunjungan Kerja ke PTPN I Regional 3

PalmCo Hadirkan Solusi Transformasi Industri Sawit, Holding Perkebunan Nusantara Siap Jawab Tantangan Masa Depan