Holding Perkebunan Nusantara Dukung Hilirisasi, PTPN I Regional 7 Siap Jalankan Mandat
BANDAR
LAMPUNG – PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I), Subholding
dari Holding Perkebunan Nusantara, melalui Regional 7 menyatakan kesiapannya
melaksanakan Program Hilirisasi Perkebunan yang menjadi kebijakan Pemerintah
Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan tersebut disampaikan Region Head PTPN I
Regional 7, Tuhu Bangun, usai mengikuti Rapat Koordinasi Dirjen Perkebunan
Kementerian Pertanian di Bandar Lampung, Kamis (18/9/2025).
“Kami dari PTPN I Regional 7 sangat mendukung dan
siap melaksanakan Program Pemerintah dalam hal Hilirisasi, terutama di bidang
perkebunan. Kami punya semua sumber daya yang dibutuhkan dalam menjalankan
program itu. Aset, pengalaman, kompetensi, dan legalitas yang kami miliki saat
ini sudah satu track dengan mandat yang diberikan kepada kami. Yakni, pembukaan
kebun kelapa, kakao, dan kopi. Tiga komoditas ini sangat cocok di wilayah kerja
kami yang berada di Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu,” ujar Tuhu Bangun.
Rapat yang dipimpin Dirjen Perkebunan Kementerian
Pertanian Abdul Roni Angkat dihadiri semua direksi empat entitas di tubuh PTPN
Holding. Yakni, Rizal H. Damanik, Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN Group
(PTPN III Holding), Direktur Utama PTPN I Teddy Yunirman Danas, Direktur Utama
PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) Mahmudi, Direktur SDM dan IT PTPN IV Suhendri,
Direktur Hubungan Kelembagaan PTPN I Tio Handoko, Region Head PTPN I Regional 7
Tuhu Bangun, Region Head PTPN IV Regional 7 Denny Ramadhan, dan beberapa
pejabat utama di lingkungan PTPN Group. Hadir pula dari PT Riset Perkebunan
Nusantara, dari Badan Riset Nasional (BRIN), Kepada Dinas Perkebunan Provinsi
Lampung, dan Kepala Balai Pelatihan Pertanian Lampung Adi Sastriadi Sutisna,
dan jajaran.
Secara spesifik, Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu
Bangun menyampaikan antusiasnya dengan program hilirisasi di sektor perkebunan
ini. Menurut Tuhu Bangun, PTPN I Regional 7 memiliki infrastruktur dan sumber
daya yang cukup untuk menjalankan program itu. Selain lahan konsesi yang masih
tersedia di beberapa unit kerja, wilayah kerja Regional 7 juga sangat
prospektif untuk pengembangan beberapa komoditas yang direkomendasikan.
“Kami punya pengalaman yang kuat untuk
komoditas-komiditas sesuai dengan rekomendasi Kementan. Komoditas kelapa,
wilayah kerja kami sangat cocok baik dari agroklimat, kultur tanaman dan kultur
sosial, dan pada daerah-daerah yang memang butuh sentuhan ekonomi lebih baik.
Demikian juga untuk kopi. semua orang pasti tahu Lampung terkenal dengan
citarasa kopinya. Demikian juga dengan kakao, kita punya kebun bibit unggul dan
warga sekitar juga menanam kakao,” kata Tuhu Bangun.
Tentang Program Hilirisasi komoditas yang
diluncurkan, Tuhu Bangun menilai sangat tepat sebagai kebijakan yang
mengakomodasi kondisi bangsa. Ia mengatakan, saat ini yang menjadi kebutuhan
masyarakat adalah stabilitas ekonomi yang berbasis kepada kemampuan mengakses
sumber pendapatan. Melalui program yang dijalankan dengan memberi stimulus
kepada BUMN, ia yakin misi pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sekitar dapat terwujud.
“Dengan bergulirnya program hilirisasi ini, otomatis
ada denyut ekonomi di sektor yang menjadi dominan masyarakat bawah. Adanya
proyek penanaman kelapa, kakao, atau kopi yang digelontorkan pemerintah,
masyarakat akan terlibat. Baik sebagai mitra atau plasma maupun sebagai
pekerja. Kedua posisi itu adalah akses rezeki untuk mereka. Dengan demikian,
rakyat akan memiliki pendapatan dan punya daya beli. Itu yang saya maksud
pengentasan kemiskinan secara sistematis,” kata dia.
Tuhu Bangun juga mengapresiasi pemerintah yang
memprasyaratkan beberapa poin bernilai kemanusiaan dalam program yang
diluncurkan. Tiga diantaranya adalah, agar program ini diterapkan di wilayah dengan
tingkat kemiskinan cukup berat alias daerah pra sejahtera. Kedua, diarahkan
untuk menyerap tenaga kerja lokal yang teridentifikasi memiliki tingkat
pengangguran tinggi. Dan ketiga, memiliki kultur teknis dan kultur sosial yang
mendukung pertumbuhan tanaman.
“Dan satu lagi yang tidak boleh ditinggal, daerah
itu harus memiliki agroklimat yang sesuai dengan komoditas yang ditanam.
Artinya, jangan sampai kita tanam sesuatu yang secara iklim, suhu, kelembaban,
kondisi tanah, dan lainnya tidak sesuai. Ini prasyarat teknis,” kata dia.
Tuhu Bangun meyakini, program hilirisasi komoditas
ini akan mendongkrak kinerja perusahaan, memberi efek positif pembangunan
ekonomi, secara simultan mengentaskan kemiskinan dengan adanya lapangan kerja,
dan menjadi salah satu simpul penting stabilitas nasional.
Keterangan Lebih Lanjut:
Holding Perkebunan Nusantara
PT Perkebunan Nusantara III
(Persero)
Telp: +6221 29183300
Ponsel: +6281370835057
email :
sekretariat@holding-perkebunan.com

Comments
Post a Comment