Dirut PTPN IV: "Jaga Investasi Besar Ini!"
PALEMBANG---Direktur
Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko Krisna Santosa yang merupakan anak usaha PTPN III
(Persero) memberi apresiasi kepada jajaran personel Afdeling VIII Kebun Betung
Krawo, Regional 7 atas keberhasilannya memulihkan kondisi tanaman kelapa sawit
muda sehingga sehat kembali. Hal itu
dia sampaikan saat mengunjungi kebun kelapa sawit tanaman tahun 2022 yang
berada di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Kamis (21/11/24). Ia menilai,
ketergantungan terhadap kondisi alam yang mempengaruhi kesehatan tanaman harus
diminimalisasi secara maksimal.
"Saya dengar dari Pak Ryan (Ryanto Wisnuardhi,
Direktur Pemasaran dan Komersil, sekaligus sebagai Direktur Pembina), TU
(tanaman ulang) ini sempat kurang sehat pertumbuhannya. Tetapi hari ini saya
melihat langsung sudah segar seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Saya
apresiasi usaha teman-teman di sini. Pesan saya, jaga investasi besar ini
karena ini adalah masa depan kita," kata Dirut
Kunjungan Jatmiko bersama Ryanto Wisnuardhi dan beberapa
pejabat utama Head Office PTPN IV disambut Region Head Regional 7 Denny
Ramadhan. Turut mengawal SEVP
Operation Oshutri Anwar, SEVP Business Support Bambang Eko Prasetyo, dan
beberapa Kepala Bagian. Manajer Kebun Betung Krawo Supomo dan seluruh jajaran
menjadi tuan rumah, menunjukkan seluruh potensi, dan meminta arahan dari
manajemen.
Pada
sesi pertama, Jatmiko langsung membelasak ke kebun kelapa sawit di Afdeling 4.
Di kebun dengan tanaman tahun tanam 2009 itu ia mencermati kondisi batang,
buah, dan areal lahan. Ia juga sempat mempertanyakan beberapa pohon yang
pelepahnya cenderung turun dengan buah yang masih muda. Diketahui, ternyata di beberapa lokasi kebun tersebut
masih ada hama monyet. Namun, daya rusaknya tidak besar.
Dalam diskusi di kebun, Jatmiko mengingatkan agar potensi
buah yang saat ini sedang membaik untuk dikelola secara bijak dan maksimal. Ia
bahkan menghitung jumlah tandan pada beberapa pohon yang kemudian dikalkulasi
sebagai potensi produksi. Selain itu, ia juga mewanti-wanti agar produksi yang
ada agar jangan sampai tertinggal atau tidak terkutip.
Dirut yang mengenyam pendidikan di Harvard Kennedy School
Amerika Serikat itu juga meminta manajemen Kebun Betung Krawo untuk terus mengejar
produksi, meskipun target RKAP Kebun
sudah tercapai. Menurut dia, dalam budidaya komoditas agro tidak mengenal cukup
di target, tetapi semua potensi yang ada harus terpanen dan terkutip
seluruhnya.
"Jangan karena sudah tercapai target kemudian kita
berhenti. Dalam bisnis agro,
berapapun yang tumbuh dan menjadi buah harus dipanen dan bermanfaat. Itu pemberian Tuhan kepada kita. Dan kalau tidak
termanfaatkan akan mubazir dan sia-sia. Lebih dari itu, ini adalah kesempatan
bagi kita untuk mengejar ketertinggalan. Kita jangan berpikir sektoral Kebun,
tetapi harus ikut merasa tanggungjawab secara korporasi," tambah pria yang
pernah berkarir di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) ini.
Menguatkan statemen Jatmiko, Ryanto Wisnuardhi meminta
setiap unsur pimpinan di semua level untuk bekerja keras menembus produksi.
Ryan, sapaan akrab Ryanto yang sebelumnya adalah Direktur PTPN VII menyatakan, pada tahun 2022 produksi dan
produktivitas kelapa sawitnya di atas 23 ton per hektare. Hal itu membuktikan
bahwa potensi untuk mencetak produktivitas cukup tinggi itu ada.
"Memang
ada faktor uncontrollable yang berada di luar kendali kita. Antara lain faktor alam. Tentunya ini harus menjadi
perhatian dan kehati-hatian kita dengan senantiasa melakukan mitigasi yang tepat
dan intensif. Saat ini sudah memasuki puncak produksi dan harus kita manfaatkan
secara maksimal," kata dia.
Tentang tanaman ulang kelapa sawit di Kebun Betung Krawo,
Ryan mengaku sekitar enam bulan lalu mengunjungi tanaman ini. Saat itu, kata
dia, kondisi tanaman kekeringan, menunjukkan perlambatan pertumbuhan, daun
mulai menguning, dan areal terlihat gersang. Ia mengaku sangat prihatin dengan
kondisi itu dan meminta manajemen untuk segera melakukan treatment yang tepat
untuk menyelamatkan aset investasi ini.
"Alhamdulillah sekarang sudah pulih. Terus terang
saya apresiasi kinerja teman-teman, terutama Mas Ari (Ari Kriswanto, Askep
Tanaman) dan Mas Tangguh (Asisten Tanaman) yang bekerja keras sehingga bisa
pulih seperti ini.
Menggaris bawahi pesan Dirut tentang optimalisasi
penggalian produksi, Region Head Denny Ramadhan mengajak tim di lapangan untuk
meningkatkan kinerja dan pengawasan.
Secara
umum, Denny melaporkan kinerja Regional 7 pada semester I 2024 belum maksimal.
Beberapa kendala fundamental terjadi, antara lain faktor iklim yang cenderung
ekstrem sehingga pada periode pertengahan semester pertama dan awal semester
kedua mengalami kelangkaan buah. Namun demikian, memasuki Bulan Oktober 2024
kondisi tanaman mulai pulih dan buah mulai banyak sehingga produksi naik cukup
signifikan.
"Sejak
Oktober atau dua bulan ini produksi kami naik signifikan dan secara
fundamental, kondisi saat ini cukup kuat untuk membangun rasa optimis untuk
kinerja tahun depan. Mohon dukungan dan doa kita semua agar harapan dan upaya
kami berhasil," tambah dia.
Sementara
itu, Manajer Kebun Betung Krawo Supomo menyatakan terima kasih atas kunjungan
Dirut bersama tim ke Kebun yang dia pimpin. Beberapa arahan dan penekanan terkait ketuntasan panen,
kata dia, akan menjadi perhatian serius tim Betung Krawo.
"Terima kasih kepada Pak Dirut, Pak Dirsar, dan tim
dari HO yang telah hadir memberi arahan dan motivasi kepada kami. Juga kepada
Pak RH bersama para SEVP yang terus mendukung kami. Kami komitmen untuk
menjalankan arahan yang tadi sudah disampaikan," kata dia.
Tentang tanaman baru di Afdeling 8 seluas 970 hektare
yang saat ini baru pulih, Supomo menyatakan optimistis tahun depan sudah bisa
mulai panen awal. Dengan penambahan lahan dengan luas yang cukup banyak dan
kondisi tanaman yang baik ini, kata dia, Kebun Betung Krawo akan memberi
kontribusi lebih baik bagi perusahaan.
"Tahun depan, insyaallah TU di Afdeling 8 ini sudah
memasuki TM-1 (kategori Tanaman Menghasilkan fase 1). Perkiraan kami, umur TM-1
sekitar 26 bulan dari awal tanam. Mohon doanya ini bisa sesuai harapan,"
kata dia. (*)

Comments
Post a Comment