PTPN I Regional 7 Optimalisasi Aset Rancang KSO Pariwisata Teluk Nipah
KALIANDA---Aset
berupa pantai dengan latar belakang perbukitan menghadap ke Selat Sunda milik
PTPN I Regional 7 di Kalianda, Lampung Selatan yang merupakan anak usaha PTPN
III (Persero) ditawarkan kepada investor. Region Head PTPN I Regional 7 Tuhu
Bangun mengatakan, pihaknya membuka diri kepada parapihak untuk bekerja sama
memanfaatkan aset itu untuk pariwisata.
Pernyataan itu disampaikan Tuhu saat menginspeksi lahan
Afdeling 5 Kebun Bergen itu, Sabtu (7/9/24). Tuhu mengatakan, Afdeling 5 yang
merupakan kebun karet seluas 820 hektare itu berbatasan dengan laut dengan
garis pantai sepanjang 3000 m (3 KM ), Lahan di sisi pantai yang menghadap ke
sisi Selat Sunda dan lauran bebas itu
konturnya berbukit dan membelimbing sehingga memiliki panorama dan view yang
indah dan menantang.
“Kami biasa menyebut Pantai Teluk Nipah dan Pantai Sudul.
Posisinya di kaki perbukitan dengan akses seperti jurang belimbing. Ini
perpaduan yang sangat menarik, terutama untuk adventure tourism atau wisata
adventure. Untuk sauna alam berjemur di pasir pantai, paralayang, lapangan golf,
resort, dan hotel serta perkempingan. Dalam rangka Program Optimalisasi Aset
Perusahaan dan peningkatan perekonomian masyarakat sekirar sehingga di pandang
penting melakukan pola kerjasama dengan membuka kesempatan investor untuk kerjasama,” kata Tuhu Bangun
di lokasi aset sambil menikmati desir angin laut dan suara debur ombak yang tak
putus di pasir pantai dan di atas bebukitan memandang laut jauh.
Tuhu Bangun mengatakan, langkah ini sesuai dengan roadmap
strategi bisnis PTPN III Holding sebagai pemegang saham. Ia menambahkan,
pembentukan tiga Subholding di PTPN Group berdasarkan komoditas telah memberi
mandat kepada PTPN I sebagai Subholding Supporting Co yang kaya dengan Aset di
seluruh Indonesia dengan konsentrasi ke
rupa-rupa bisniss model sehingfa
memberikan ruang kepada Regional 7 untuk meluaskan bidang bisnis yang sesuai
peruntukan nya dan menjadi nilai tambah bagi Perusahaan.
“PTPN
I sebagai Subholding Supporting Co diberi mandat untuk mengembangkan bisnis non
komoditas, termasuk bidang hospitality. Pariwisata adalah salah satunya. Jadi,
kami sangat antuasias dan serius mengundang investasi untuk bekerja sama
mengembangkan kawasan Teluk Nipah ini,” kata dia.
Tentang
konsep kerjasamanya, Tuhu Bangun menyebut pihaknya sudah memiliki panduan
lengkap yang bisa segera dioperasionalkan. Yang pasti, kata dia, selain menjadi
bagian dari bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak, model pengelolaan aset
ini harus memiliki nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar seperti
pengembangan UMKM dan lain yang tentunya
ada income untuk pemerintah setempat, dan dalam rangka kemaslahatan
bangsa.
Secara
umum Tuhu menyebut kawasan pantai yang memiliki askes sekira 8 KM dekat dengan Tol Trans Sumatera itu sangat
potensial. Selain keindahan dan eksotisme pemandangan, secara geografis sangat
strategis karena tak jauh dari Jakarta, Bandar Lampung, dan dalam lintasan
wisata masyarakat Sumatera Selatan. Hal ini memiliki peluang ekonomi yang
sangat potensial.
Namun
demikian, Tuhu Bangun menyatakan tidak akan gegabah dalam menentukan dengan
siapa pihaknya akan bekerja sama.
Ia berkomitmen akan melakukan kajian mendalam
dan konprehensip tentang potensi,
proyeksi, dan tantangan dari setiap proposal bentuk bisniss yang diajukan. Kerjasama akan mencakup
berbagai aspek, mulai dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan, hingga
dampaknya kepada lingkungan.
“Aset
yang luas biasa bagus ini memang potensi yang besar, tetapi dalam
pengelolaannya juga akan penuh tantangan. Jadi, kami harus pastikan calon investor itu benar-benar
memahami landasan dan filosofi kemanfaatan aset ini. Kami harus
mempertimbangkanya secara komprehensif sehingga kebijakannya mengadopsi prinsip
sustainable dan berwawasan ke depan,” kata dia.
Perencanaan yang komprehensif dan simultan, menurut Tuhu
Bangun sangat penting karena di lokasi itu pihaknya memiliki lahan yang cukup
luas untuk dikembangkan ke bidang lain.
“Perencanaan itu sangat penting dan harus
mempertimbangkan berbagai aspek. Lahan
kami 820 hektare, ada kebun karet, ada deposit batu, ada pantai, dan lainnya.
Jadi, sangat mungkin ke depan kami buka investasi untuk pengembangan jenis
usaha lain. Nantinya bisa jadi kawasan wisata terpadu dan menjadi destinasi
wisata nasional, bahkan dunia. Ini akan menjadi simpul pertumbuhan ekonomi baru
di Lampung,” kata dia. (*)

Comments
Post a Comment