Target 60.000 Ha Peremajaan , Begini Cara PalmCo Gandeng Petani Sawit Indonesia
Jakarta – Sub Holding Perkebunan
Nusantara PTPN III (Persero), PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo mentargetkan
60.000 Ha Peremajaan Sawit Rakyat hingga tahun 2026. Pasca aksi penggabungan,
PalmCo makin getol menggandeng semua petani sawit, tidak hanya petani sawit
plasma yang selama ini menjadi mitra binaan dengan pola single management ,
namun Perusahaan pengelola sawit terbesar di dunia ini juga mendorong
peremajaan sawit petani non plasma melalui pola Offtaker.
Demikian disampaikan oleh Direktur Utama
PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa saat melakukan tanam ulang 172,25 Ha areal
Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar,
Riau, medio pekan ini.
Menurut Jatmiko, Perusahaan sedikitnya
telah menjalankan 4 program dalam menjalin kemitraan bersama petani sawit di
Indonesia. Diantaranya pola single management , kemitraan swadaya atau Offtaker
, penyediaan bibit unggul bersertifikat
kepada petani, hingga program pembinaan KUD.
“Sejak tahun 2019, kemitraan kami dengan
petani plasma melalui pola single management dimana Perusahaan yang mengatur
budidaya perkebunan sawit milik petani, mulai dari tanam ulang, pemeliharan,
hingga proses panen angkut olah, telah terbukti mampu membawa produktivitas
petani binaan kita di atas rata-rata standar nasional,” kata Jatmiko dalam
keterangan tertulisnya, Jumat (9/8/2024).
Strategi itu, tuturnya, yang selanjutnya
mampu menggerek penghasilan petani menyentuh angka 5 sampai 7 juta perbulan dan
saldo belasan miliar Koperasi.
Tahun 2023 lalu PTPN IV PalmCo melalui
Regional III di Riau memang ditasbihkan oleh Kementerian Pertanian RI sebagai
best role model dalam pola kemitraan yang dimiliki bersama petani. Untuk itu
Jatmiko ingin, petani non plasma juga memperoleh hal yang sama melalui pola
Offtaker .
“Melalui pola Offtaker , maka kita juga
ingin petani-petani sawit non plasma bisa memperoleh perlakuan yang sama dengan
petani plasma binaan PalmCo. Harapannya produktivitas petani seluruhnya bisa di
atas standar nasional dan berdampak pada peningkatan kesejahteraan,” tukasnya.
Pola Offtaker yang dimaksud Jatmiko
memungkinkan petani sawit swadaya yang bergabung di dalam suatu kelompok
semisal Koperasi ataupun Kelompok Tani untuk dapat menerima pengerjaan
peremajaan sawit tua mereka dengan best practices dari Perusahaan. Tidak
berhenti disana, Perusahaan juga mendampingi petani maupun kelembagaannya dalam
budidaya sawit berkelanjutan dan memastikan TBS yang diproduksi diterima oleh
pabrik-pabrik milik PalmCo dengan harga terbaik sesuai ketentuan.
Dalam peremajaan pola Offtaker ini,
terkini pada akhir Juni lalu PalmCo menggelar tanam ulang pola tersebut di
Langkat Sumatera Utara di atas lahan seluas 107 Ha. Dari sisi total tanam
ulang, total sawit rakyat yang telah diremajakan PalmCo saat ini dalam menuju
60 ribu Ha di 2026 nanti telah menyentuh
hampir 9.700 Ha.
Tanam Ulang Sawit Plasma dan
Penandatangan Perjanjian Offtaker di Riau
Melalui wilayah operasional PalmCo di
tanah melayu, PTPN IV Regional III, Perusahaan sukses menggelar tanam perdana
sawit plasma seluas 172,25 hektare. Ratusan petani sawit Koperasi Produsen
Gading Jaya Makmur di Desa Gading Sari Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar,
Provinsi Riau, tak mampu menyembunyikan raut wajah bahagia kala tanaman renta
mereka diganti dengan yang baru melalui program peremajaan sawit rakyat.
"Alhamdulillah. Saya bersama
ratusan petani dan keluarga petani Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur bangga
sekaligus bahagia bisa menjadi bagian dari program PSR PTPN IV," kata
Ketua Koperasi Produsen Gading Jaya Makmur Muhidin Maturan.
Dirinya mengaku terkesima dengan cara
kerja PTPN IV dalam melaksanakan PSR. Mulai dari pendampingan, perencanaan,
transparansi hingga eksekusi yang ia sebut seluruhnya dilaksanakan secara
terukur dan tepat waktu. Pihaknya juga menilai janji dan jaminan Direktur
Perusahaan akan produktivitas tinggi di atas standar nasional bagi setiap
petani yang mengikuti program PSR PTPN
bukanlah sesuatu yang berlebihan.
"Melihat bagaimana PTPN IV bekerja,
mulai dari menyusun perencanaan hingga eksekusi, semuanya dilakukan dengan
matang dan terukur. Standar PTPN memang sangat berbeda. Wajar saja Pak Dirut
berani janji produktivitas tinggi," lanjutnya semringah.
Kegiatan Tanam Ulang turut dihadiri
Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma Ditjenbun Kementan RI Ardi Praptono,
Kadiv Pemungutan Biaya dan Iuran CPO BPDPKS Ahmad Munir, Ketua ASPEKPIR
Setiyono, serta forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompinda) Provinsi
Riau.
Di momen tersebut dilaksanakan pula
penandatanganan perjanjian Offtaker antara PTPN IV PalmCo dengan Gapoktan Bina
Tani Makmur dan Koperasi Produsen Kusuma Bakti Mandiri seluas 782 Ha. Untuk
jangka waktu perjanjian adalah satu siklus atau 30 tahun.
Direktur Kelapa Sawit dan Aneka Palma
Ditjenbun Kementerian Pertanian RI Ardi Praptono mengapresiasi program yang
diusung PTPN IV PalmCo. Ia menyadari bahwa program itu menjadi solusi dalam
mengatasi ketimpangan produktivitas sawit milik petani swadaya.
“Terimakasih kepada PTPN khususnya
PalmCo yang terus mengakselerasi PSR di berbagai wilayah di Indonesia,” kata
Ardi.
Ia menjelaskan bahwa saat ini pemerintah
mendorong kepada setiap kelompok tani yang mengikuti PSR memperoleh bantuan
sarana prasarana seperti kendaraan angkut TBS untuk menunjang operasional
petani.
"Langkah-langkah ini telah membantu
petani untuk mencapai potensi terbaiknya serta berkontribusi dalam ketahanan
pangan serta energi nasional sebagaimana dengan program yang dicanangkan
pemerintah," tuturnya.


Comments
Post a Comment